12.6.10

PENGOLAHAN DATA SEISMIK


Beberapa tahapan yang biasa dilalui didalam pengolahan data seismik:
1. Edit Geometri
Data sebelumnya di-demultiplex dan mungkin di-resampel kemudian di-sorting didalam CDP (common deep point) atau CMP (common mid point). Informasi mengenai lokasi sumber dan penerima, jumlah penerima, jarak antara penerima dan jarak antara sumber di-entry didalam proses ini.
2. Koreksi Statik
Koreksi statik dilakukan untuk mengkoreksi waktu tempuh gelombang seismik yang ter-delay akibat lapisan lapuk atau kolom air laut yang dalam.
3. Automatic Gain Control (AGC)
Kompensasi amplitudo gelombang seismik akibat adanya divergensi muka gelombang dan sifat attenuasi bumi.
4. Dekonvolusi (Pre-Stack)
Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir efek multiplek.
5. Analisis Kecepatan (Velocity Analysis) dan Koreksi NMO
Analisis kecepatan melibatkan semblance, gather, dan kecepatan konstan stack. Informasi kecepatan dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out)
6. Pembobotan tras (Trace Weighting)
Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multiple yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum stacking. Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan multiplenya sehingga dapat mengurangi kontribusi multiple dalam output stack.
7. Stack
Penjumlahan tras-tras seismik dalam suatu CMP tertentu yang bertujuan untuk mengingkatkan rasio sinyal terhadap noise. Nilai amplutudo pada waktu tertentu dijumlahkan kemudian dibagi dengan akar jumlah tras.
8. Post-Stack Deconvolution
Dekonvolusi mungkin dilakukan setelah stacing yang ditujukan untuk mengurangi efek ringing atau multipel yang tersisa.
9. Migrasi F-K (F-K Migration)
Migrasi dilakukan untuk memindahkan energi difraksi ke titik asalnya. Atau lapisan yang sangat miring ke posisi aslinya. Mingrasi memerlukan informasi kecepatan yang mungkin memakai informasi kecepatan dari velocity analysis. Gambar dibawah menunjukkan karakter rekaman seismik sebelum dan sesudah migrasi. Bisakah anda melihat perbedaannya?
10. Data Output

HUMPREY SPIRAL


PENDAHULUAN

Humprey Spiral merupakan alat pengolahan bahan galian yang termasuk dalam gravity concentration. Dasar kerja alat ini adalah switcing effect yang terdiri dari :
1). Differential Acceleration
2). Hindered Settling
3). Interstitial Trickling
4). Gaya Sentrifugal

Tiga gaya pertama adalah akibat jatuhnya meterial dengan perbedaan density tertentu dalam fluida. Sedangkan gaya sentrifugal dikarenakan bentuk dari alat ini yang berbentuk spiral.

Spiral concentration banyak digunakan karena murah biaya operasinya, kontinu, dan dalam keadaan steady, mekanisme pemisahan ini cepat dicapai. Alat ni banyak digunakan di pabrik besi, batubara, dan pada pemisahan bijih oksida logam.

Tujuan dari percobaan ini adalah :
 Mempelajari dan memahami prinsip kerja alat serta mekanisme pemisahan yang terjadi.
 Mempelajari operating variable alat serta pengaruhnya pada hasil pemisahan.

DASAR TEORI

A. THIN FILM CONCENTRATION

Thin film concentration merupakan alat/proses pemisahan melalui aliran fluida tipis dengan tebal merata dan sesuai dengan ukuran partikel yang akan dipisahkan, yang mengalir melalui suatu bidang miring, serta shear pada fluida sangat kecil.
Jika pada aliran tersebut ada partikel dengan ukuran sama tapi berbeda densitynya, maka partikel ringan akan memiliki kecepatan lebih besar daripada partikel berat, karena berada di lapisan atas. Jika partikel mempunyai density sama tapi berbeda ukuran, maka partikel yang berukuran besar akan mempunyai kecepatan yang lebih besar, karena mempunyai luas permukaan yang lebih besar pada saat terdorong aliran air.
Kecepatan aliran fluida pada suatu kedalaman Y dari dasar adalah :
Vy = ρf . g . sin
Di mana : ρf = density fluida x = tebal fluida
η = viskositas fluida α = kemiringan (slope)
Maka susunan partikel dalam suatu aliran laminer lapisan fluida tipis :
 Paling atas : partikel kasar, ringan (density rendah)
 Tengah : partikel kasar berat, halus dan ringan
 Paling bawah : partikel halus berat
Saat partikel berada pada dasar bidang miring, gaya dorong aliran fluida bekerja pada partikel selain gerak antara partikel dengan bidang sluice. Gaya dorong akibat aliran fluida akan menekan luas Sehingga akan terjadi rolling dimana gaya dorong berbanding lurus dengan luas permukaan dan jarak pergeseran.
Tipe lain dari jenis pemisahan sejenis adalah flowing film concentration, di mana tebal lapisan lebih besar dari ukuran partikel, sehingga shear dari fluida juga berpengaruh pada proses stratifikasi partikel.

B. MEKANISME PEMISAHAN
Gaya-gaya yang bekerja pada partikel dalam aliran fluida adalah gaya dorong air dan hindered settling, jika partikel belum sampai ke dasar. Jika partikel berada di dasar, maka gaya-gaya yang bekerja adalah :
1). Dorongan air (Vair)
Pengaruh dari turunnya dari atas ke bawah melalui suatu bidang miring.
2). Gaya gesek
Terjadi akibat gesekan antara partikel yang bergerak dengan permukaan spiral, yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini :
Fd = 6 . η . r . Vr
η = viskositas fluida Vr = kecepatan partikel
r = jari-jari partikel Fd = gaya gesek
3). Gaya sentrifugal
Gaya yang timbul akibat bentuk alat yang spiral, dan dapat dirumuskan menjadi :
Fc =
m = massa partikel r = jari-jari lingkaran spiral
v = kecapatan partikel Fc = Gaya Sentrifugal
Gaya gesek dan gaya sentrifugal bekerja secara berlawanan arah. Dari rumus di atas terlihat bahwa partikel berat akan mengalami gaya sentrifugal paling besar dan partikel kasar mendapat gaya gesek terbesar.
Jika Fc > Fd ; maka partikel akan terlempar menjauhi pusat spiral
Jika Fc < Fd ; maka partikel akan terpusat di tengah spiral
Gaya gesek Ff = f . m . g . cos θ, akan memperlambat gerak partikel, tetapi tidak berpengaruh terhadap proses pemisahan partikel pada bidang miring adalah gabungan dari fluida maupun partikel itu sendiri.
Cara kerja alat dengan memasukkan umpan dan air ke dalam feed box yang kemudian disedot oleh pompa untuk dinaikkan ke puncak spiral paling atas. Pada spiral yang paling bawah dipasang splitter untuk memisahkan material berat dengan yang ringan. Pada umumnya konsentrat melalui spliter paling dalam, kemudian midling di tengah, dan tailing di bagian pinggir.

C. ALAT SPIRAL CONCENTRATION
Dari bentuk spiralnya, maka alat spiral concentration dibagi menjadi dua, yaitu ;
1). Multi Off Take
 Humprey Spiral Concentration
 EBC Spiral Concentration
 Reicherts Spiral
 Vichers Spiral
2). Limited Off Take
 Cyclo Spiral
 Soviet Spiral Technology
 Misscetinious Spiral

D. VARIABEL ALAT DAN VARIABEL OPERASI
Dalam proses pemisahan partikel menggunakan spiral concentration, terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :
1). Variabel Alat
1. Tipe spiral 4. Posisi spliter
2. Jumlah spiral 5. Ketinggian spiral
3. Penampang melintang helix dan diameter
2). Variabel Operasi
1. Derajat liberasi dan ukuran feed. 5. Selang ukuran feed
2. Laju pengumpanan 6. % solid umpan
3. Jumlah dan kecepatan aliran air pencuci (wash water)
4. Sifat-sifat material

PEMBAHASAN

Dalam proses pemisahan partikel menggunakan spiral concentration, terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :
a). Variabel Alat
1. Tipe spiral
Tipe spiral berpengaruh terhadap kecepatan aliran alir, gaya sentrifugal yang dihasilkan dan jenis aliran.
2. Posisi spliter
Posisi spliter menentukan seberapa ukuran berat yang akan ditampung sebagai konsentrat, tailing dan midling.
3. Jumlah spiral
Pengaruh banyaknya spiral adalah untuk mendapatkan keadaan steady state, di mana aliran air tidak turbulen. Semakin banyak jumlah spiral akan semakin baik untuk keadaan steady state agar pemisahan berlangsung dengan baik.
4. Ketinggian spiral
Ketinggian sprial akan berpengaruh terhadap kemiringan (slope) spiral, yang akhirnya ikut menentukan apakah aliran fluida bersifat steady state.
5. Penampang melintang helix dan diameter

b). Variabel Operasi
1. Derajat liberasi dan ukuran feed.
Ukuran feed yang terlalu besar akan menyulitkan proses stratifikasi, karena akan ada partikel-partikel yang tidak dapat bergerak akibat tekanan air yang tidak kuat. Tetapi jika ukurannya terlalu kecil juga akan menyulitkan, karena akan banyak mineral berharga yang masuk ke tailing.
2. Selang ukuran feed
Selang ukuran umpan yang ideal adalah -35# sampai +48# (0,015 mm - 0,8 mm). Jika terlalu kecil dapat menyulitkan proses pemisahan, karena tidak terjadi stratifikasi pada lapisan di atas fluida. Jika terlalu besar juga akan menyulitkan pemompaan dan aliran air tidak cukup untuk melakukan pemisahan.

3. Laju pengumpanan
Jika laju pengumpanan terlalu besar, maka tidak akan terjadi stratifiksasi pada permukaan spiral. Karena terdapat tumpukan material yang tidak sempat terpisahkan oleh aliran air. Tetapi laju pengumpanan yang terlalu kecil juga tidak efisien.
4. Jumlah dan kecepatan aliran air pencuci (wash water)
Jumlah dan kecepatan aliran air pencuci ikut menentukan apakah aliran fluida bersifat steady state. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan motor yang digunakan untuk memompa air dari tangki penampungan kembali ke atas spiral yang paling tinggi.
5. Persen solid umpan
Idealnya persen solid pada umpan adalah 15%. Pengaruhnya adalah terhadap penciptaan kondisi hindered settling. Persen solid yang terlalu besar akan menyulitkan pempompaan, sedangkan jika terlalu kecil jadi tidak ekonomis.
6. Sifat-sifat material

DAFTAR PUSTAKA

1. John M. Currie, Unit Operation in Mineral Processing, John Wiley and Sons.
2. B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral Processing Technology, Pergamon Press, 4th edition.
3. Pryor, E.J., Mineral Processing, London, 1974
4. Kelly & Spottiswood, Introductory to Mining Processing.



LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN

1. Pada umumnya bijih yang diolah dengan Hunprey Spiral adalah bijih yang mempunyai perbedaan density yang cukup besar antara mineral berharganya dan mineral pengotornya. Seperti bijih besi, kromit, cassiterite, zircon, rutile, monazite, dan batubara.
2. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel mineral yang menyebabkan terjadinya pemisahan :




 Dorongan air (Vair)
Pengaruh dari turunnya dari atas ke bawah melalui suatu bidang miring.
 Gaya gesek
Terjadi akibat gesekan antara partikel yang bergerak dengan permukaan spiral, yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini :
Fd = 6 . η . r . Vr
η = viskositas fluida Vr = kecepatan partikel
r = jari-jari partikel Fd = gaya gesek
 Gaya sentrifugal
Gaya yang timbul akibat bentuk alat yang spiral,dan dapat dirumuskan menjadi :
Fc =
m = massa partikel r = jari-jari lingkaran spiral
v = kecapatan partikel Fc = Gaya Sentrifugal
3. Fungsi hydrocyclon yang terdapat pada alat adalah :
Membawa material bersama air naik ke atas pada puncak spiral dan menjaga agar aliran air tidak turbulen pada waktu masuk spiral. Pengaruh banyaknya spiral adalah untuk mendapatkan keadaan steady state, di mana aliran air tidak turbulen. Semakin banyak jumlah spiral akan semakin baik untuk menciptakan keadaan steady state agar pemisahan berlangsung dengan baik.
4. Pengaruh faktor berikut terhadap efesiensi pemisahan :
 Laju pengumpan
Jika laju pengumpanan terlalu besar, maka tidak akan terjadi stratifiksasi pada permukaan spiral. Karena terdapat tumpukan material yang tidak sempat terpisahkan oleh aliran air. Tetapi laju pengumpanan yang terlalu kecil juga tidak efisien.
 Selang ukuran umpan
Selang ukuran umpan yang ideal adalah -35# sampai +48# (0,015 mm - 0,8 mm). Jika terlalu kecil dapat menyulitkan proses pemisahan, karena tidak terjadi stratifikasi pada lapisan di atas fluida. Jika terlalu besar juga akan menyulitkan pemompaan dan aliran air tidak cukup untuk melakukan pemisahan.
 Persen solid
Idealnya persen solid pada umpan adalah 15%. Pengaruhnya adalah terhadap penciptaan kondisi hindered settling. Persen solid yang terlalu besar akan menyulitkan pemompaan, sedangkan jika terlalu kecil jadi tidak ekonomis.

HUMPREY SPIRAL 2


Pemisahan mineral dengan menggunakan humprey spiral dasar utamanya adalah dari aliran fluida yang horizontal. Disamping itu specifik gravity dari mineral yang sangat menentukan akan keberhasilan dari operasi tersebut. Gaya-gaya yang berpengaruh pda proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal,
Alatnya berupa launder yang melingkar membentuk spiral, semaki panjang dari lounder maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin ringgi kadarnya.
A. Gaya-gaya yang berpengaruh dalam proses operasi.
1. Gaya dorong air
Dalam operasi partikel dan cairan bergerak dengan keepatan yang dipegaruhi oleh kedalaman aliran cairan.
2. Gaya gesek
Dalam operasi ini gaya gesek akan sebandng dengan selisih beratjenis partikel dengan berat jenis fluidah, sehingga partikel yang berat jenisnya besar akan memiliki gaya gesek yang besar pula untuk volume yang sama.
3. Gaya gravitasi
Setiap mineral dalam operasi ini aka memperoleh percepatan gravitasi yang sama. Mineral dengan volume yang sama tetapi massa nya berbeda, maka mineral yang memiliki massa yang lebih besar akan mendapat gaya yang besar.
4. Gaya sentrifugal
Gaya ini arahnya ke bagian luar dari suatu area yang berputar, sehingga akan memberikan pengaruh-pengaruh kepada mineral ringan untuk terlempar ke luar dan terkumpul sebagai tailing.

B. Bagian-bagian utama dari humprey spiral :
1. Feed tank
Merupakan suatu tempat untuk menampung masuknya feed dan air atau pulp yang akan dilakukan pemisahan.
2. Cyclone
Alat untuk memisahkan antara air yang bersih dengan air yang masih bercampur dengan material.
3. Spliter
Suatu alat untuk mengatur masuknya konsentrat ke dalam port.
4. Port
Suatu lubang untuk masuknya konsentrat.
5. Natch
Merupakan lubang bukaan kecil yang apabila ada aliran wash water akan menimbulkan gerakan air sehingga konsentrat yang tidak tertampung terdorong.
6. Axis (sumbu)
Merupakan suatu pipa yang tegak di dalamnya berlubang sebagai saluran konsentrat untuk turun ke bawah.
7. Feed Box
Merupakan tempat feed atau umpan yang akan di konsentrasi
8. Riffle
Berfungsi untuk merubah aliran turbulen menjadi aliran laminer, sehingga terjadi pemisahan di dalam lounder.

C. Terjadinya pemisahan di dalam humprey spiral
Feed di masukkan ke dalam feed tank, dengan adanya pompa maka feed dihisap mesin ke dlam cyclone. Di dalam cyclone ini cairan dipisahkan dengan yang kental, yang encer dinaikkan ke atas sebagaai wash water, sedang pulp yang kental dinaikkan keatas menuju feed box sebagai umpan. Pulp yang kental dialirkan melalui lounder, demikian juga wash waternya dialirkan ke dalam lunder. Di dalam lounder ini aliran pulp maupun wash water diusahakan agar laminer.
Karena bentuk lounder ini berbentuk spiral dari atas kebawah, maka terjadi gerak arus setriuugal, sehingga material yang ringan akan terletak di bagia luar, sedangkan yang erat berada di dalamnya. Adanya wash water akan membantu dalam proses pemisahan. Aliran wash water melalui saluran kemudian lewat water chanel masuk ke aliaran pulp yang engakibatkan mineral ringan atau tailaing semakin kepinggir, sedangakan yang ada di tengah tinggal mineral-mineral berat yang nantinya sebagai konsentrat.
Mineral-mineral beratakan mengalir terus dan masuk kedalam port, malalui pipa penghubung konsetra ini keluar pada bagia bawah pada port ini dipasang spliter untuk mengatur aliran konsentrat yag akan masuk. Didalam suatu alat umprey spiral di pasang beberapa port untuk masuknya konsentrat, begitu pula lubang-lubag water chaneel sebagai keluarnya wash water. Faktor-aktor yang mempengaruhi dalam operasi ini aladah spesifik grafitasi mineral, kecepatan alira pulp wash water, kekentalan pulp, banyaknya putaran lounder per satuan panjang, panjang lounder, banyaknya lubang-lubang port dan water chanel.

D. THIN FILM CONCENTRATION

Thin film concentration merupakan alat/proses pemisahan melalui aliran fluida tipis dengan tebal merata dan sesuai dengan ukuran partikel yang akan dipisahkan, yang mengalir melalui suatu bidang miring, serta shear pada fluida sangat kecil.
Jika pada aliran tersebut ada partikel dengan ukuran sama tapi berbeda densitynya, maka partikel ringan akan memiliki kecepatan lebih besar daripada partikel berat, karena berada di lapisan atas. Jika partikel mempunyai density sama tapi berbeda ukuran, maka partikel yang berukuran besar akan mempunyai kecepatan yang lebih besar, karena mempunyai luas permukaan yang lebih besar pada saat terdorong aliran air.
Kecepatan aliran fluida pada suatu kedalaman Y dari dasar adalah :
Vy = ρf . g . sin
Di mana : ρf = density fluida x = tebal fluida
η = viskositas fluida α = kemiringan (slope)
Maka susunan partikel dalam suatu aliran laminer lapisan fluida tipis :
a. Paling atas : partikel kasar, ringan (density rendah)
b. Tengah : partikel kasar berat, halus dan ringan
c. Paling bawah : partikel halus berat
Saat partikel berada pada dasar bidang miring, gaya dorong aliran fluida bekerja pada partikel selain gerak antara partikel dengan bidang sluice. Gaya dorong akibat aliran fluida akan menekan luas Sehingga akan terjadi rolling dimana gaya dorong berbanding lurus dengan luas permukaan dan jarak pergeseran.
Tipe lain dari jenis pemisahan sejenis adalah flowing film concentration, di mana tebal lapisan lebih besar dari ukuran partikel, sehingga shear dari fluida juga berpengaruh pada proses stratifikasi partikel.

E. ALAT SPIRAL CONCENTRATION
Dari bentuk spiralnya, maka alat spiral concentration dibagi menjadi dua, yaitu
1. Multi Off Take
a. Humprey Spiral Concentration
b. EBC Spiral Concentration
c. Reicherts Spiral
d. Vichers Spiral
2. Limited Off Take
a. Cyclo Spiral
b. Soviet Spiral Technology
c. Misscetinious Spiral

F. VARIABEL ALAT DAN VARIABEL OPERASI
Dalam proses pemisahan partikel menggunakan spiral concentration, terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Variabel Alat
a. Tipe spiral
b. Jumlah spiral
c. Penampang melintang helix dan diameter
d. Posisi spliter
e. Ketinggian spiral
2. Variabel Operasi
a. Derajat liberasi dan ukuran feed.
b. Laju pengumpanan
c. Jumlah dan kecepatan aliran air pencuci (wash water)
d. Selang ukuran feed
e. Solid umpan
f. Sifat-sifat material

COAL BED METHANE (CBM)



Pengertian

Gas metan (CBM) adalah bentuk gas alami yang diekstrak dari lapisan batubara. Dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi sumber energi yang penting di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lain. Australia memiliki deposito yang kaya di mana ia dikenal sebagai gas lapisan batubara.

Juga disebut gas metan, istilah ini mengacu pada metana teradsorpsi ke dalam matriks padat batubara. Hal ini disebut 'gas manis' karena kurangnya hidrogen sulfida. Keberadaan gas ini dikenal dari kejadian di tambang batubara bawah tanah, di mana ia menyajikan risiko keamanan serius. gas metan, sering disebut sebagai CBM, berbeda dari batu yang khas atau reservoir gas konvensional lainnya, seperti metana yang disimpan di dalam batubara dengan proses yang disebut adsorpsi. metana ini dalam keadaan dekat-cair, lapisan bagian dalam pori-pori dalam batubara (disebut matriks). Yang patah tulang terbuka di batubara (disebut cleat) juga dapat berisi gas gratis atau dapat jenuh dengan air.

Tidak seperti gas alam banyak dari reservoir konvensional, gas metan berisi sangat sedikit hidrokarbon yang lebih berat seperti propana atau butana, dan tidak ada gas alam kondensat. Sering berisi sampai beberapa persen karbon dioksida. lapisan batubara Beberapa, seperti di daerah-daerah tertentu dari Tindakan Batubara Illawarra di NSW, Australia, mengandung metana kecil, dengan gas batubara lapisan utama yang dioxide.Contents karbon
Permeabilitas reservoir coal bed methane

Permeabilitas merupakan faktor kunci untuk CBM. Batubara sendiri merupakan reservoir permeabilitas yang rendah. Hampir semua permeabilitas tempat tidur batubara biasanya dianggap karena patah tulang, yang dalam batubara dalam bentuk cleat. Permeabilitas dari matriks batubara diabaikan oleh perbandingan. cleat Batubara terdiri dari dua jenis: cleat pantat dan cleat wajah, yang terjadi pada sudut mendekati benar. Para cleat wajah terus menerus dan memberikan jalan permeabilitas yang lebih tinggi sementara butt cleat non-kontinyu dan berakhir pada cleat wajah. Oleh karena itu, dalam skala kecil, aliran fluida melalui reservoir coal bed methane biasanya mengikuti jalur persegi panjang. Rasio permeabilitas dalam arah cleat wajah selama arah butt cleat dapat berkisar 1:01-17:01. Karena itu anisotropi permeabilitas, drainase daerah sekitar sumur coal bed methane sering berbentuk elips.
Sifat intrinsik yang mempengaruhi produksi gas

Gas yang terkandung dalam coal bed methane terutama metana dan melacak jumlah etana, nitrogen, karbon dioksida dan gas lainnya sedikit. sifat intrinsik batubara seperti yang ditemukan di alam menentukan jumlah gas yang dapat dipulihkan.

Porositas

Porositas reservoir coal bed biasanya sangat kecil berkisar dari 0,1 sampai 10%.

Kapasitas adsorpsi

Kapasitas adsorpsi batubara didefinisikan sebagai volume gas yang terserap per satuan massa batubara biasanya dinyatakan dalam SCF (kaki kubik standar, volume pada tekanan standar dan kondisi suhu) gas / ton batubara. Kemampuan untuk menyerap tergantung pada tingkatan dan kualitas batubara. Rentang ini biasanya antara 100-800 SCF / ton untuk lapisan batubara paling banyak ditemukan di Amerika Serikat. Sebagian besar gas dalam lapisan batubara adalah dalam bentuk teradsorpsi. Bila waduk adalah dimasukkan ke dalam produksi, air dalam ruang retak dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan meningkatkan /> desorpsi gas dari matriks.

Retak permeabilitas

Sebagaimana dibahas sebelumnya, permeabilitas rekahan bertindak sebagai saluran utama untuk gas mengalir. Semakin tinggi permeabilitas, tinggi adalah produksi gas. Untuk lapisan batubara paling banyak ditemukan di AS, permeabilitas terletak pada kisaran 0,1-50 milliDarcies.

Tebal formasi dan tekanan reservoir awal

Ketebalan formasi mungkin tidak berbanding lurus dengan volume gas yang dihasilkan di beberapa daerah.

Untuk Contoh: Ia telah mengamati di Cekungan Cherokee Tenggara Kansas yang baik dengan zona tunggal 1-2 ft membayar dapat menghasilkan tingkat gas yang sangat baik, sedangkan sebuah formasi alternatif dengan dua kali ketebalan dapat menghasilkan apa-apa. Beberapa formasi batubara dan atau serpih mungkin memiliki konsentrasi gas yang lebih tinggi terlepas dari ketebalan formasi. Ini merupakan kasus khusus mungkin tergantung pada geologi.

Perbedaan tekanan antara blok dengan baik dan wajah pasir harus setinggi mungkin seperti halnya dengan penampungan produksi pada umumnya.
Lain properti

Parameter yang mempengaruhi lainnya termasuk kepadatan batubara, konsentrasi gas tahap awal, saturasi gas kritis, tereduksi saturasi air, permeabilitas relatif terhadap air dan gas pada kondisi Sw = 1,0 dan Sg = 1-Swirreducible masing-masing.

Ekstraksi

Untuk mengekstrak gas, lubang terbungkus baja dibor ke dalam lapisan batubara (100 - 1500 meter di bawah tanah). Sebagai tekanan dalam lapisan batubara menurun, karena lubang ke permukaan atau pemompaan sejumlah kecil air dari metan, baik gas dan melarikan diri 'air yang diproduksi' ke permukaan melalui tabung. Kemudian gas tersebut dikirim ke stasiun kompresor dan ke jaringan pipa gas alam. 'Air yang dihasilkan' adalah baik reinjected ke formasi terisolasi, dilepaskan ke dalam aliran, yang digunakan untuk irigasi, atau dikirim ke kolam penguapan. Air biasanya mengandung padatan terlarut seperti sodium dan klorida bikarbonat.

sumur gas metan sering menghasilkan pada tingkat gas lebih rendah dari waduk konvensional, biasanya memuncak pada sekitar 300.000 kaki kubik (8.500 m3) per hari (sekitar 0.100 m³ / s), dan dapat memiliki biaya awal yang besar. profil produksi sumur CBM biasanya ditandai dengan "penurunan negatif" di mana tingkat produksi gas pada awalnya meningkat karena airnya yang dipompa off dan gas mulai desorb dan aliran. Sebuah CBM kering juga tidak terlihat berbeda dari gas standar baik.

Proses desorpsi metana mengikuti kurva (dari kandungan gas vs tekanan reservoir) disebut isoterm Langmuir. isoterm ini dapat analitik dijelaskan oleh kandungan gas maksimum (pada tekanan tak terbatas), dan tekanan di mana setengah gas yang ada dalam batubara. Parameter ini (disebut volume dan tekanan Langmuir Langmuir, masing-masing) adalah properti dari batubara, dan sangat bervariasi. Sebuah batu bara di Alabama dan batubara di Colorado mungkin memiliki parameter yang sangat berbeda Langmuir, meskipun sifat batubara dinyatakan sama.

Sebagai produksi terjadi dari reservoir batubara, perubahan tekanan yang diyakini menyebabkan perubahan porositas dan permeabilitas batubara. Hal ini umumnya dikenal sebagai penyusutan matriks / pembengkakan. Sebagai gas desorbed, tekanan yang diberikan oleh gas di dalam pori-pori berkurang, menyebabkan mereka menyusut dalam ukuran dan membatasi aliran gas melalui batubara. Seperti pori-pori mengecil, menyusut matriks secara keseluruhan juga, yang akhirnya dapat meningkatkan ruang gas dapat berjalan melalui (yang cleat), meningkatkan aliran gas.

Potensi tertentu metan sebagai sumber CBM tergantung pada kriteria sebagai berikut. Cleat kepadatan / intensitas: cleat merupakan sendi terkurung dalam lembaran batubara. Mereka memberikan permeabilitas ke lapisan batubara. Sebuah kerapatan cleat tinggi diperlukan untuk eksploitasi CBM menguntungkan. Juga penting adalah komposisi maseral: maseral adalah, mikroskopis homogen, entitas petrografi dari batuan sedimen yang sesuai. Sebuah komposisi vitrinit tinggi sangat ideal untuk ekstraksi CBM, sedangkan inertinit menghambat sama.

Peringkat batubara juga telah dikaitkan dengan konten CBM: sebuah reflektan vitrinit sebesar 0,8-1,5% telah ditemukan untuk menyiratkan produktivitas yang lebih tinggi dari metana.

Komposisi gas harus diperhatikan, karena peralatan gas alam dirancang untuk gas dengan nilai kalor sekitar 1000 BTU (British thermal unit) per kaki kubik, atau hampir metana murni. Jika gas berisi lebih dari beberapa persen gas tidak mudah terbakar seperti nitrogen dioksida atau karbon, maka harus dicampur dengan gas yang lebih tinggi-BTU untuk mencapai kualitas pipeline. Jika komposisi metana dari gas metan kurang dari 92%, itu mungkin tidak berharga komersial.

Dampak lingkungan

sumur CBM dihubungkan oleh jaringan jalan, jaringan pipa, dan stasiun kompresor. Struktur ini bisa kompromi kualitas pemandangan habitat, lanskap fragmen satwa liar, dan menggantikan populasi satwa liar setempat. Seiring waktu, mungkin sumur berjarak lebih erat dalam rangka untuk mengekstrak metana yang tersisa. Selain itu, air yang dihasilkan dapat mengandung konsentrasi zat terlarut yang tidak diinginkan. penarikan Air mungkin menekan akuifer atas area yang luas dan mempengaruhi arus air tanah [1].

Di Australia, air yang dihasilkan biasanya menguap di kolam besar karena salinitas tinggi air. Baru-baru ini sejumlah perusahaan gas telah memulai operasi atau mengembangkan tanaman untuk mengobati air produk untuk digunakan sebagai pasokan domestik, pendingin air untuk pembangkit listrik atau dibuang ke sungai. tanaman ini biasanya menggunakan reverse osmosis untuk mengobati air produk. [rujukan?]

Dampak lingkungan pengembangan CBM dianggap oleh berbagai badan pemerintah selama proses perijinan dan operasi yang menyediakan peluang bagi komentar publik dan intervensi [2] Operator diharuskan untuk memperoleh izin bangunan untuk jalan, pipa dan struktur, memperoleh air limbah (diproduksi air). izin debit, dan mempersiapkan Dampak Lingkungan Laporan [3]. Seperti kegiatan lainnya pemanfaatan sumber daya alam, penerapan dan efektivitas undang-undang lingkungan, peraturan, dan penegakan bervariasi dengan lokasi. Pelanggaran hukum dan peraturan yang ditujukan melalui badan pengawas dan proses peradilan pidana dan perdata.

organisasi lingkungan dan konservasi Beberapa bekerja khusus pada advokasi pengembangan coal bed metana bertanggung jawab. Dewan Sumber Daya Plains Utara telah memimpin pertarungan ini di Montana sejak tahun 1999, dan Peduli Warga Tentang Metana B mutlak telah bekerja di luar Fernie, BC sejak tahun 1998.

Cadangan

Estimasi cadangan metana bervariasi, namun perkiraan 1997 dari US Geological Survey memperkirakan lebih dari 700 triliun kaki kubik (20 Tm ³) metana di AS. Pada harga gas alam sebesar US $ 6,05 per juta Btu (US $ 5.73/GJ), bahwa volume bernilai US $ 4,37 triliun. Setidaknya 100 triliun kubik kaki (2,8 Tm ³) itu secara ekonomi layak untuk menghasilkan.

Di Kanada, British Columbia diperkirakan memiliki sekitar 90 triliun kaki kubik (2.500 km3) gas metana. Alberta, sampai saat ini satu-satunya provinsi dengan komersial sumur gas metan, diperkirakan memiliki sekitar 170 × 1012 cu ft (4.800 km3) dari gas metan secara ekonomis dapat diperoleh. [4]

Mahalnya harga gas alam yang membuat CBM ekonomis mana sebelumnya mungkin belum.

Saat ini dianggap sebagai sumber daya tidak terbarukan, ada bukti oleh Alberta Research Council, Alberta Geological Survey dan lain-lain menunjukkan gas metan adalah sumber daya terbarukan, karena aksi bakteri yang membentuk metana yang sedang berlangsung. Penegasan yang terbarukan, bagaimanapun, telah dirinya menjadi salah satu perdebatan karena juga telah menunjukkan bahwa dewatering yang menyertai produksi CBM menghancurkan kondisi yang diperlukan untuk bakteri untuk memproduksi metana [5] Di samping itu., Tingkat pembentukan tambahan metana yang belum ditentukan. Perdebatan ini saat ini menyebabkan isu hak kepemilikan di provinsi Alberta Kanada, karena hanya sumber daya yang tidak terbarukan secara hukum dapat dimiliki oleh provinsi. [6]

Daerah dengan Gas Metan :

Australia
Bowen Basin, (Fairview, Scotia, Spring Gully), Queensland, Australia
Surat Basin, Berwyndale, Windibri, Kogan, Daandine, Tipton Barat, Queensland, Australia
Kanada
Telkwa lapangan batubara, British Columbia
Cekungan sedimen Barat Kanada, Alberta

Amerika Serikat
Black Warrior Basin, Alabama
Cahaba Basin, Alabama
Cherokee Basin, Kansas
Slater Dome Basin, Wyoming dan Colorado
Powder River Basin, Wyoming dan Montana
Raton Basin, Colorado dan New Mexico
San Juan Basin, Colorado dan New Mexico

DEFINISI MINERALOGI




Mineralogi
Merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, antara lain sifat-sifat fisik, sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya dan keguanaannya.

DEFINISI MINERAL
Menurut L.G. Berry & B. Mason 1959
Mineral = Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur.

Menurut D.G.A. Whitten & J.R.V. Brooks 1972
Mineral = Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik.

Menurut A.W.R. Potter & H. Robinson 1977
Mineral = zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

BATASAN-BATASAN MINERAL

• Suatu Bahan Alam
Bahan terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia.

• Mempunyai sifat fisik & kimia tetap
Sifat fisik : warna, kekerasan, belahan, perwakan, pecahan
Sifat kimia : nyata api terhadap api oksidasi/api reduksi, pengarangan

• Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yg tetap
Unsur tunggal : Diamond (c), Native silver (Ag) dll
Unsur senyawa : Barit (BaSO4), Magnetite (Fe3O4), Zircon(ZrSiO4)
Unsur senyawa kimia komplek :
- Epistolite – (NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4(OH)
- Polymignyte – (CaFeYZrTh) (CbTiTa) O4

• Anorganik
Mineral bukan hasil dari suatu kehidupan.
ada beberapa mineral hasil kehidupan = mineral organik Contoh : Coal, Asphal
• Homogen
Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses
fisika.
• Berupa padat, cair dan gas.
Zat Padat : Kwarsa SiO2, Barite BaSO4
Zat Cair : Air raksa HgS, Air H2O
Gas : H2S, CO2, CH4

MACAM - MACAM SISTEM KRISTAL


a. Sistem isometrik (Cubic = Tesseral = Tessuler)
- Tritetrahedral
- Didodecahedral
- Hexatetrahedral
- Trioctahedral
- Hexoctahedral
b. Sistem Tetragonal (Quadratic)
- Tetragonal pyramidal
- Tetragonal trapezohedral
- Tetragonal bipyramidal
- Ditetragonal pyramidal
- Ditetragonal bipyramidal
- Tetragonal tetrahedral
- Tetragonal Scalenohedral
c. Sistem Hexagonal
- Trigonal bipyramidal
- Ditrigonal bipyramidal
- Hexagonal pyramidal
- Hexagonal trapezohedral
- Hexagonal bipyramidal
- Dihexagonal pyramidal
- Dihexagonal bipyramidal
d. Sistem Trigonal (Rhombohedral)
- Trigonal pyramidal
- Trigonal trapezohedral
- Ditrigonal pyramidal
- Rhombohedral
- Ditrigonal scalenohedral
e. Sistem Orthorombic (Rhombic = Prismatic = Trimetric)
- Rhombic tetraheral
- Rhombic pyramidal
- Rhombic bipyramidal
f. Sistem Monoklin (Oblique = Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik)
- Sphenoidal
- Domatic
- Prismatic
g. Sistem Triklin (Anorthic = Asymetric = Clinorhombohedral)
- Pedial
- Pinacoidal

SISTEM PENAMBANGAN




SISTEM PENAMBANGAN (EKSPLOITATION)
Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)

Factor-faktor dalam pemilihan sistem penambangan yaitu :
1. Sifat keruangan dari endapan bijih
a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi geologi dan hidrologi
a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Factor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu :
1. Stripping Ratio (SR)
Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.
SR = BCM OB / Stripping cost (ton coal)
SR = Jumlah Waste (m3/ton) / Jumlah Ore (m3/ton)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih kecil (Tamka)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih besar (Tamda)
SR = 1 = Bisa Tamka/Tamda

2. Break Evevn Stripping Ratio (BESR)
Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan O/B.
BESR = Cost Penggalian Bijih / Cost Penggalian OB
Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall stripping ratio.
BESR-1 > 1 = Tamka
BESR-1 < 1 = Tamda
BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda
Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan rencana penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).
BESR-2 = Recovable Value - Poduction Cost / Stripping Cost
dalam ton/ore
BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1 ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

Konsep pemilihan cara penambangan yaitu :
1. Konsep konsensional atau kedalaman
a. Jika letak endapan bijih dangkal dipilih tamka
b. Jika letak endapan bijih dalam dipilih tamda

2. Konsep ekonomis/ keuntungan
a. Cut off grade (COG)
b. Break even stripping ratio (BESR)

Cut off grade (COG) mempunyai dua pengertian yaitu :
1. Kadar endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang (tidak diperlukan pencampuran endapan bahan galian)
2. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang (diperlukan pencampuran: mixing/blending)
Cut off grade (COG) akan menentukan batas-batas cadangan sehingga dapat dihitung besar cadangan oleh karena itu akan berakibat umur cadangan makin lama.

System penambangan yang ada pada umumnya adalah :
1. Tambang Terbuka (Surface Mining)
Merupakan suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfer atau udara luar. Berdasarkan macam material yang ditambang, maka tambang terbuka dibagi menjadi :
a. Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam. Contoh : Tambang Nikel di Pomalla, Sulawesi Tenggara, mineralnya Garnierite, Tambang Alumunium di Kijang Riau Kepulauan, mineralnya Gibbsite, Boechmite, Diaspore (Bauksite), Tambang Tembaga di Earthberg Irian Jaya, mineralnya Calcophyrite dan Cuprite, Tambang Timah di Pemali Bangka mineralnya Cassiterite, dll.
b. Quarry
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan mineral industry (golongan C). Contoh : Tambang Batu Pualam di Tulung Agung Jawa Timur batuannya Marmer, Tambang Aspal di Pulau Buton batuannya batu gamping beraspal, Tambang Granit di Pulau Karimun batuannya granit, dll.
c. Strip Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau sedikit miring. Contoh : Tambang Batubara di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Tambang Batubara di Ombilin Sawah Lunto Sumatera Barat mineralnya Bituminous Coal, dll.
d. Alluvial Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial. Contoh : Tambang Bijih Timah di Bangka Belitung mineralnya Cassiterite, Tambang Bijih Besi di Cilacap mineralnya Magnetite, Hematite, Ilmenite, dll.

Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan ada beberapa cara pembuangan O/B yang sesuai untuk tambang terbuka yaitu :
a. Back Filling, yaitu menimbun kembali tempat-tempat bekas penggalian yang sudah diambil ore nya.
b. Benching System, yaitu pengupasan O/B dengan system jenjang, system ini cocok untuk tanah penutup yang tebal dan bahan galian atau lapisan batubara yang tebal.
c. Multi Bucket Excavator System, yaitu pembuangan tanah penutup ketempat yang sudah digali batubaranya atau ketempat pembuangan khusus. Cara pengupasan ini mirip dengan cara Bucket Wheel Excavator (BWE), cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.
d. Drag Scrapper System, cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutupnya dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlebih dahulu kemudian baru bahan galiannya ditambang, cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak/lepas (loose).
e. Cara konvensional, kombinasi alat gali (bulldozer), alat muat (track loader) dan alat angkut (dump truck).

2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu membuat jalan masuk berupa sumuran (shaft) atau terowongan bantu (adit). Berdasarkan cara penyanggaannya maka tambang bawah tanah dibagi menjadi :
a. Untuk Batubara
Longwall Methode, dibagi 2 yaitu cara maju (advancing) dan cara maju (retreating)
Room and Pillar Methode
b. Untuk Endapan Bijih/Logam
Open Stope Methode, seperti underground gloryhole, gophering, shrinkage stoping, sublevel stoping
Supported Methode, seperti cut and fill, stull stoping, shrink and full stoping
Caving Methode, seperti top slicing, sub level caving, block caving

Perbandingan antara 2 metode penambangan tersebut adalah :
Tambang Terbuka
1. Development sedikit
2. Stripping O/B banyak
3. Banyak lokasi untuk dumping area
4. Gangguan pada kemantapan lereng, kelongsoran
5. Kebisingan, polusi debu
6. Keselamatan kerja baik
7. Penggunaan alat lebih leluasa
8. Produktifitas dipengaruhi oleh iklim
9. Kedalaman penggalian dibatasi biaya SR O/B
10. Biaya reklamasi

Tambang Bawah Tanah
1. Development : Shaft, bukaan-bukaan lain
2. Stripping O/B : Batubara ditambang dari bukaan kearah lapisan batubara
3. Banyak lokasi untuk dumping area : Tidak ada
4. Ambegan (subsident) berakibat pada instalasi diatasnya, gas beracun
5. Daerah terganggu pada sekeliling bukaan
6. Perlu ventilasi dan penerangan
7. Penggunaan alat Tidak leluasa
8. Semakin dalam temperatur naik
9. Kedalaman penggalian Tidak terbatas
10. Perawatan penyanggaan

PENGERTIAN GEOLOGI


Pengertian Geologi :
Geologi (berasal dari Yunani γη- (ge-, "bumi") dan λογος (logos, "kata", "alasan")) adalah Ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dah proses yang membentuknya.

Geologiwan telah membantu dalam menentukan umur Bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng. Geologiwan membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.

Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam tata surya (solar sistem). Namun istilah khusus lainnya seperti selenology (pelajaran tentang bulan), areologi (pelajaran tentang planet Mars), dll, juga dipakai.

Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure pada tahun 1779.

PENGERTIAN GEOLOGI TAMBANG



Pengertian Geologi Tambang

Geologi tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan (tambang terbuka) atau dibawah tanah. Ilmu yang memproduksi bahan galian (mineral) disebut teknik pertambangan. Umumnya mineral yang diproduksi dapat diambil langsung dengan pengayakan atau proses lebih lanjut seperti emas, batubara, perak dan intan.

Minyak bumi, gas alam dan panas bumi tidak termasuk dalam teknik pertambangan karena cara memproduksinya yang berbeda.

ELEKTRO METALURGY


Electro metalurgi
Prinsip kerja electro metalurgi :
Adalah suatu elektrolisa dimana penggunaan energy listrik untuk mengendapkan suatu metal atau logam pada salah satu elektrodanya.
Elektrolisa ini dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Suatu elektrolisa didalam larutan air
Elektrolisa didalam larutan garam
Elektrolisa didalam larutan zat organik
Yang banyak digunakan pada elektrolisa metal adalah dalam larutan air dan larutan garam, sedangkan elektrolisa yang dilakukan didalam larutan zat organic sangat jarang digunakan.
Pekerjaan elektrolisa ini terdiri dari 2 tingkatan, yaitu :
Electro winning
Electro refinery
Hasil yang didapat didalam electro winning, selanjutnya dimurnikan melelui electro refinery. Pekerjaan diddalam elektrolisa dilakuka dengan arus searah, dimana daerah elektrolisa positif didebut anoda dan yang negative disebut katoda.

Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana logam kurang mulia akan terisolir daripada logam-logam mulia misalnya Zn lebih mudah terisolir dibandingkan dengan Cu, sedangkan didalam katoda logam mulia akan lebih dahulu tereduksi misalnya Cu lebih dahulu mengendap pada katoda daripada H¬2SO¬4 dan Zn.

Dimisalkan : ZnSO4¬¬¬¬¬¬ dan CuSO4 dalam suatu larutan
Ditambah secara kontinu dan berapa bayak yang menempel untuk mencapai keseimbangan. Dengan kata lain:
Pada katoda (reduksi) yang lebih mulia akan mengalami pengendapan
Pada anoda (oksidasi) yang kurang mulia tidak mengalami pengendapan


Anoda : Zn <====> Zn++ + 2 e
Terjadi pada keseimbangan
Katoda : Cu++ + 2 e <====> Cu

Zn + Cu++ <====> Zn++ + Cu

Dan kalau tidak terjadi keseimbangan maka akan terjadi sebaliknya .

Banyak penempelan logam pada plat katoda adalah berbanding lurus dengan elektrisitet pada larutan.
Misalnya :
Kekuatan elektrisitet = q Coulomb
q coulomb w gram
2q coulomb 2w gram
w = (gram equivalent)/F x q

dimana : F = 96500 coulomb (faraday)

Contoh untuk perak
1 faraday = 96.500 coulomb akan dapat mengendapkan gram equifalent = 107.8 gram equivalent Ag.

1 F = 96.500 c = 107.8/1 gr Ag

1 F = 96.500 c = (663⁄2)/1 gr Cu

Suatu perhutungan kwalitatif dalam perhitungan ini, diambil suatu contoh elektrolisa winning dari Zn.

Reaksi pada katoda :
Zn++ + 2e Zn
reduksi
H+ + 2e ½ H2

Misalnya pH = 7

(Zn++) = 1

∑ Zn/(Zn++) = - 0,76 (daftar)

∑ H2/(K+) = 0 + 0,057 log 10-7 = - 0,413

Dari hal ini dapt kita ktahui bahwa E lebih dahulu ke katoda, kemudian baru disusul Zn.

∑ = Eo + (R T)/(n F) ln (( OX ))/((red))

∑ = Eo + (2,3 R T)/(n F) log (( OX ))/((red))

Dimana :
T = 298o K (temperatur kamar)
F = 96.500 coulomb
R = 8,31 x 107 erg/gr mole oK

E = EO + 0.059/n log (( OX ))/(( red ))



Pyrometalurgi

Pyrometalurgi adalah suatu proses didalam metalurgi yang berlangsung pada temperature yang tinggi sehingga menyebabkan terjadi reaksi kimia.

Bagian –bagian dari kegiatan pyrometalurgi :
Kalsinasi 5. Konverting
Roasting 6. Destilasi
Smelting 7. Metallothermi
Agglomerasi 8. Likwasi

Kalsinasi
Kalsinasi adalah proses yang biasanya dilakukan dalam pyrometalurgi yang terjadi pada temperature yang tinggi. Proses ini dilakukan tanpa adanya penambahan suatu reagen kimia dan tidak sampai terjadi peleburan. Proses ini biasanya terjadi pada hidrat atau karbonat.

Contoh :
Hydrat : M O H2O(s) to→ M O (s) + H2O(g) - x cal

CaH2O2 CaO + H2O

Carbonat : M O CO2(s) to→ M O (s) + CO2(g) - y cal

CaCO3 CaO + CO2

ΔG = ΔGo + R . T . ln K

K = (MO x p CO2)/(MO CO2) = (CaO x p CO2)/CaCO3

ΔG = ΔGo + R . T . ln (CaO x p CO2)/CaCO3

Dalam keadaan setimbang ΔG = 0

Jadi ΔGo = - R . T . ln (CaO x p CO2)/CaCO3


Proses ekstraksi terbagi atas :
Netral smelting
Reduksi smelting
Oksidasi smelting
Sulfidasi smelting
Consentrasi smelting

Yang terpenting di dalam proses ekstraksi ini adalah netral smelting dan reduksi smelting.
Dapur yang dipakai dalam smelting ada 3 macam, yaitu :
Schacht Oven
Scraal Oven (Reverberatory Furnace)
Electrik Oven (Electric Furnace)
Schacht oven mempunyai bentuk slinder yang vertical, misalnya dapur tinggi yang biasa memproses besi baja. Ukurannya bervariasi, feedingnya masuk dari atasdan produknya didapat dari bagian bawah. Didalam pemakaian schacht ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Ketahanan mekanis dari pada feeding
Kemurnian dari pada bahan bakar




Prinsip Pekerjaan Smelting.
Yang harus diperhatikan adalah bentuk material yang berbentuk sulfida
Contoh :
PbS oksida roasting PbO reduksi smelting Pb
Gas yang dipakai : C , CO , dan H2
Selain itu juga memungkinkan suatu bijih dari oksidasi

Oksidasi smelting
Pemakaian dalm oksidasi smelting adalah terutama pada oksigen Flash Smelting dari Cupper Nikel Sulfida. Konsentrat dalam bentuk pupuk dengan zat pembakar yang didapat dari udara atau zat pembakar yang dapat dibawa kedaerah zone roasting dapat merubah suatu suatu sulfida menjadi oksida pada zone smelting dan reaksinya merupakan reaksi eksoterm.

Sulfida Smelting
Pada sulfide smelting, suatu sulfide yang bukan sulfide (misalnya bijih nikel yang bukan oksida) dirubah menjadi nikel oksida. Dalam hal ini nikel sulfide yang terbentuk adalah dalam bentuk matte, sedangkan oksida dalam bentuk slag.
NiO + CaS NiS + CaO
NiS = Matte
CaO = Slag

Cementasi smelting
Didalam cementasi smelting, suatu matte (suatu sulfida) dengan bantuan suatu logam tertentu dapat terbentuk atau dapat terjadi logam yang dikehendaki.
Sb2S3 + 3 Fe 6 Sb + 3 FeS
(scrap)
Agglomerasi
Adalah suatu proses penggumpalan dari partikel-partikel yang kecil/halus menjadi partikel yang besar/kasar. Agglomerasi ini dapat dilakukan pada ore/bijih, konsentrat, juga partikel-partikel yang telah mengalami rosting. Untuk pekerjaan selanjutnya yang telah ditentukan. Produk/hasil dari agglomerasi ini memperkuat sifat mekanis dari partikel yang mengalami agglomerasi.
Agglomerasi dapat dilakukan dalam 2 kondisi, yaitu:
Agglomerasi pada kondisi dingin
Agglomerasi dalam kondisi panas
Agglomerasi secara dingin
Dalam bentuk briket
Contoh : Pada Zink Metalurgi dimana ZnO(Zink Oksida) dari hasil roasting mempunyai partikel yang sangat halus, dengan ditambahkan denmgan reduktor C carbon dapat membentuk suatu briket dengan ukuran gumpalan yang lebih besar dan porositas yang lebih baik.
Pembentukan Pellet.
Adalah suatu proses agglomerasi, dimana konsentrat ynag sangat halus akan dapat terbentuk menjadi suatu bnetuk seperti bola-bola kecil dengan diameter 1 – 2 cm.
Proses ini terjadi pada temperature antara 1000oC – 1300oC yang akan menghasilkan sifat mekanis yang lebih kuat.
Pembentukan dari pada pellet ini, terdiri atas partikel-partikel yang sangat halus ditambah dengan 10% berat air dan 1% dari flux sebagai bahan tambahan. Yang penting didalam proses Pelletisasi ini adalah proses penggumpalannya.
Flux yang dipakai dapat berupa :
Bentonit, misalnya alumino silikat
Zat-zat organis, misalnya dextran
Garam-garam loga, seperti natrium silikat/ Na2SiO3 atau CaCl2.
Peralatan pekerjaan pelletisasi :
Peralatan dalam bentuk tromol
Peralatan dalam bentuk schotel.
Agglomerasi secara panas
Dalam hal ini, prosesnya disebut dengan “sintering” dan produknya dinamakan ‘sinter’
Pada proses sintering ini, secara sebagian feedingnya akan mengalami peleburan.
Feeding terdiri dari :
Konsentrat yang halus tapi > 100 mμ
15 % kokas, sebagai bahan bakar
10 n% air supaya bersifat porous
Spesifikasi dari pada alat Dwight cloyd :
Panjang = 50 m
Lebar = 2 m
Tebal = 30 – 50 cm
Kecepatan = 1 m/menit
Produk = 3 ton/m2/jam
Pemakaiannya biasanya untuk pembuatan sinter bijih besi dan juga pada apembuatan sinter pada proses metalurgi dari timah hitam.

Spesifikasi Sintering Pelletisasi
Sifat feeding Dapat bervariasi Ukuran feeding sangat perlu
Reduksi Baik (porous) Sangat baik
Tahanan mekanis Kurang baik Sangat baik
Energy 15 x 106 k cal/ton 7 x 106 k cal/ton
Tenaga listrik 20 kwh/ton 40 kwh/ton

Converting
Converting juga merupakann suatu proses metalurgi yang berjalan pada temperature yang tinggi, dimana dalam hal ini biasanya merupakan suatu proses difenery. Zat-pembakar atau zat asam yang diperlukan dapat berasal dari udara dan zat-zat yang murni atau dapat juga dari suatu persenyawaan oksida.





Tipe converting :
Converting yang vertical
Pada converting yang vertical kebanyakan pemakaiannya adalah pada melaturgi besi baja. Dalam hal ini udara dapat dibawa kebagian atas maupun kebagian bawah dari converter.
Converting yang horizontal
Pada converting yang horizontal, umumnya dipakai pada Cupper metalurgi. Zat asam dapat dibawa pada bagian atas dari converter. Feeding dari pada konvertor umumnya terdiri dari metal cairan yang dapat juga digunakan suatu scrab sebagai keseimbangan panas.

GEOFISIKA TAMBANG


Geofisika

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi.Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan oseanografi(laut). Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.
Metode-metode geofisika
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di bawah ini:

(terlampir)

Metode Parameter yang diukur Sifat-sifat fisika yang terlibat
Seismik
Waktu tiba gelombang seismik pantul atau bias Densitas dan modulus elastisitas yang menentukan kecepatan rambat gelombang seismik
Gravitasi Variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang berbeda Densitas
Magnetik Variasi harga intensitas medan magnetik pada posisi yang berbeda Suseptibilitas atau remanen magnetik
Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik
Polarisasi terinduksi Tegangan polarisasi atau resistivitas batuan sebagai fungsi dari frekuensi Kapasitansi listrik
Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik
Elektromagnetik Respon terhadap radiasi elektromagnetik Konduktivitas atau Induktansi listrik
Radar Waktu tiba perambatan gelombang radar Konstanta dielektrik

Eksplorasi seismik

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk menerangkan aktifitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
1. Metode seismik pantul
2. Metode seismik bias
Gelombang seismik
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.
Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik ini adalah apa yang kita kenal sebagai fenomena gempa bumi.
Gelombang seismik digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu
1. Gelombang Badan (body wave)
2. Gelombang Permukaan (surface wave)
Seismometer

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
Seismogram

Seismogram
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktifitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer. Rekaman ini dapat dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram yang direkam di tempat lain, kita dapat menentukan pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.
Magnitudo gempa
Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan konsep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu. Rumus untuk menentukan magnitudo gempa yang umum dipakai pada saat ini adalah:

dengan M adalah magnitudo, a adalah amplitudo gerakan tanah (dalam mikron), T adalah periode gelombang, Δ adalah jarak pusat gempa atau episenter, h adalah kedalaman gempa, CS adalah koreksi stasiun oleh struktur lokal (sama dengan 0 untuk kondisi tertentu), dan CR adalah koreksi regional yang berbeda untuk setiap daerah gempa. Ada beberapa jenis magnitudo yang pernah diperkenalkan dan dipakai sampai saat ini. ML adalah magnitudo lokal yang diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitudo gempa di California menggunakan fase gelombang P. MS diperkenalkan oleh Guttenberg menggunakan fase gelombang permukaan terutama gelombang R. Magnitudo lain yaitu mb (body waves magnitudo) diukur berdasar amplitudo gelombang badan, baik P atau S.
Magnitudo Lokal

Magnitudo lokal ML diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitudo gempa-gempa lokal, khususnya di California Selatan. Nilai amplitudo yang digunakan untuk menghitung magnitudo lokal adalah amplitudo maximum gerakan tanah (dalam mikron) yang tercatat oleh seismograph torsi (torsion seismograph) Wood-Anderson, yang mempunyai periode natural = 0,8 sekon, magnifikasi (perbesaran) = 2800, dan faktor redaman = 0,8. Jadi formula untuk menghitung magnitudo lokal tidak dapat diterapkan di luar California dan data amplitudo yang dipakai harus yang tercatat oleh jenis seismograph di atas.
Magnitudo gelombang badan

Magnitudo gempa yang diperoleh berdasar amplitudo gelombang badan (P atau S) disimbulkan dengan mb. Dalam prakteknya (di USA), amplitudo yang dipakai adalah amplitudo gerakan tanah maksimum dalam mikron yang diukur pada 3 gelombang yang pertama dari gelombang P (seismogram periode pendek, komponen vertikal), dan periodenya adalah periode gelombang yang mempunyai amplitudo maksimum tersebut. Sudah tentu rumus yang dipakai untuk menghitung mb ini dapat digunakan disemua tempat (universal). Tapi perlu dicatat bahwa faktor koreksi untuk setiap tempat (stasiun gempa) akan berbeda satu sama lain.
Magnitudo gelombang permukaan
Magnitudo yang diukur berdasar amplitudo gelombang permukaan disimbulkan dengan MS. secara praktis (di USA) amplitudo gerakan tanah yang dipakai adalah amplitudo maksimum gelombang permukaan, yaitu gelombang Rayleigh (dalam mikron, seismogram periode panjang, komponen vertikal, periode sekon) dan periodenya diukur pada gelombang dengan amplitudo maksimum tersebut.
Hubungan antar magnitudo
Dalam menentukan magnitudo, tidak ada keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya, yaitu persamaan diatas tadi. Untuk menentukan mb misalnya, orang dapat memakai data amplitudo gelombang badan (P dan S) dari sebarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang jelas dalam seismogram). Seismogram yang dipakaipun dapat dipilih dari komponen vertikal maupun horisontal (asal konsisten). Demikian juga untuk penentuan MS. Oleh karena itu, kiranya dapat dimengerti bahwa magnitudo yang ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun mestinya tidak boleh terlalu besar.
Namun demikian, tampaknya ada hubungan langsung antara mb dan MS, yang secara empiris ditulis sebagai: mb = 0.56MS + 2,9
Energi gempa
Kekuatan gempa disumbernya dapat juga diukur dari energi total yang dilepaskan oleh gempa tersebut. Energi yang dilepaskan oleh gempa biasanya dihitung dengan mengintegralkan energi gelombang sepanjang kereta gelombang (wave train) yang dipelajari (misal gelombang badan) dan seluruh luasan yang dilewati gelombang (bola untuk gelombang badan, silinder untuk gelombang permukaan), yang berarti mengintegralkan energi keseluruh ruang dan waktu. Berdasar perhitungan energi dan magnitudo yang pernah dilakukan, ternyata antara magnitudo dan energi mempunyai relasi yang sederhana, yaitu: logE = 4,78 + 2,57mb dengan satuan energi dyne cm atau erg. Berdasar persamaan tersebut, kenaikan magnitudo gempa sebesar 1 skala richter akan berkaitan dengan kenaikan amplitudo yang dirasakan disuatu tempat sebesar 10 kali, dan kenaikan energi sebesar 25 sampai 30 kali. Untuk mendapatkan gambaran seberapa besar energi yang dilepaskan pada suatu kejadian gempa, kita dapat menggunakan persamaan di atas untuk menghitung energi gempa yang mempunyai magnitudo mb = 6.8. Perhitungan energi ini akan menghasilkan angka sebesar 1022 erg = 1015 joule = 278 juta kWh. Angka ini mendekati energi listrik yang dihasilkan oleh generator berkekuatan 32 mega watt selama 1 tahun. Jadi untuk gempa dengan magnitudo 7.8, energinya menjadi kurang lebih 30 kali lipat dari itu (30 x 278 juta kWh).
Radiasi elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.
Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck 6.626 × 10 −34 J•s dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Spektrum elektromagnetik
Spektrum elektromagnetik menggambarkan berbagai macam radiasi elektromagnetik; spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
• Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
• Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
• Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah. Cahaya suatu daerah akan diabsorpsi oleh atom atau molekul, dan panjang gelombang cahaya yang diabsorpsi dapat menunjukkan struktur senyawa yang diteliti.
Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan panjang gelombang sangat panjang. Sinar tampak dari 400 sampai 800 nm dan sinar UV yang berbatasan sekitar 250 sampai 400 nm akan diabsorpsi oleh elektron terluar molekul dan atom. Spektroskopi absorpsi dalam bidang ini disebut spektroskopi elektron. Pada penentuan fotometri nyala logam alkali dan alkali tanah, emisi cahaya juga diukur dalam daerah sinar tampak dan sinar UV.
Transistor IGBT
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: panduan arah, cari
Transistor IGBT (Insulated-Gate Bipolar Transistor) adalah piranti semikonduktor yang setara dengan gabungan sebuah transistor bipolar (BJT) dan sebuah transistor efek medan (MOSFET).
Input dari IGBT adalah terminal Gate dari MOSFET, sedang terminal Source dari MOSFET terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus drain keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena besarnya tahanan masuk dari MOSFET, maka terminal input IGBT hanya akan menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus drain sebagai arus keluaran dari MOSFET akan cukuo besar untuk membuat BJT mencapai keadaan saturasi. Dengan gabungan sifat kedua elemen tersebut, IGBT mempunyai perilaku yang cukup ideal sebagai sebuah sakelar elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani sumber, di pihak lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang dikendalikannya.
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya (power electronics) dewasa ini adalah sakelar zat padat (solid-state switches) yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor bipolar (BJT),transistor efek medan (MOSFET), maupun Thyristor. Sebuah sakelar ideal di dalam aplikasi elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. pada saat keadaan tidak menghantar (OFF), sakelar mempunyai tahanan yang besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata lain, nilai arus bocor struktur sakelar sangat kecil
2. Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (ON), sakelar mempunyai tahanan menghantar (R_on) yang sekecil mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan jatuh (voltage drop) keadaan menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan besarnya daya lesapan (power dissipation) yang terjadi, dan (kecepatan pensakelaran (switching speed) yang tinggi.
• Sifat nomor (1) umumnya dapat dipenuhi dengan baik oleh semua jenis peralatan semikonduktor yang disebutkan di atas, karena peralatan semikonduktor komersial pada umumnya mempunyai nilai arus bocor yang sangat kecil.
• Untuk sifat nomor (2), BJT lebih unggul dari MOSFET, karena tegangan jatuh pada terminal kolektor-emitter, VCE pada keadaan menghantar (ON) dapat dibuat sekecil mungkin dengan membuat transitor BJT berada dalam keadaan jenuh (saturasi).
• Sebaliknya, untuk unsur kinerja nomor (3) yaitu kecepatan switching, MOSFET lebih unggul dari BJT, karena sebagai divais yang bekerja berdasarkan aliran pembawa muatan mayoritas (majority carrier), pada MOSFET tidak dijumpai aruh penyimpanan pembawa muatan minoritas pada saat proses pensakelaran, yang cenderung memperlamnat proses pensakelaran tersebut.
Sejak tahun 1980-an telah muncul jenis divais baru sebagai komponen sakelar untuk aplikasi elektronika daya yang disebut sebagai Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT).
Sesuai dengan yang tercermin dari namanya, divais baru ini merupakan divais yang menggabungkan struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas, BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut. Terminal gate dari IGBT, sebagai terminal kendali juga mempunyai struktur bahan penyekat (insulator) sebagaimana pada MOSFET.
Dengan demikian, terminal masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi, sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri dari rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali (controller) dan penggerak (driver) dari IGBT.
Di samping itu, kecepatan pensakelaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan divais BJT, meskipun lebih rendah dari divais MOSFET yang setara. Di lain pihak, terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai terminal keluaran (kolektor-emitter) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan menghantar, nilai tahanan menghantar (R_on) dari IGBT sangat kecil, menyerupai R_on pada BJT.
Dengan demikian bilai tegangan jatuh serta lesapan dayanya pada saat keadaan menghantar juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan amper, tanpa terjadi kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada perangkat Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
Resistor

Resistor Variable
Resistor

Simbol resistor (AS dan Jepang)

Resistor Variable
resistor
Simbol resistor (Eropa, IEC)
Sebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus listrik.
Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho.


Gambar diatas adalah gambar Resistor berikut tabel dan besar hambatan beserta gelang warnanya
Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm:

di mana V adalah beda potensial antara kedua ujung benda penghambat, I adalah besar arus yang melalui benda penghambat, dan R adalah besarnya hambatan benda penghambat tersebut.
Berdasarkan penggunaanya, resistor dapat dibagi:
1. Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.
2. Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).
3. Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS (Positife Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.
4. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Gelang Warna pada Resistor
Pada Resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang pertama dan kedua menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan, sedangkan gelang ke empat menunjukkan toleransi hambatan.
Berikut Gelang warna dimulai dari warna Hitam, Coklat, Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu (violet), Abu-abu dan Putih.
Sedangkan untuk gelang toleransi hambatan adalah: Coklat 1%, Merah 2%, Hijau 0,5%, Biru 0,25%, Ungu 0,1%, Emas 5% dan Perak 10%. Kebanyakan gelang toleransi yang dipakai oleh umum adalah warna Emas, Perak dan Coklat.
Warna Gelang Pertama Gelang Kedua Gelang Ketiga (multiplier) Gelang ke Empat (toleransi) Temp. Koefisien
Hitam
0 0 ×100
Coklat
1 1 ×101 ±1% (F) 100 ppm
Merah
2 2 ×102 ±2% (G) 50 ppm
Jingga
3 3 ×103 15 ppm
Kuning
4 4 ×104 25 ppm
Hijau
5 5 ×105 ±0.5% (D)
Biru
6 6 ×106 ±0.25% (C)
Ungu
7 7 ×107 ±0.1% (B)
Abu-abu
8 8 ×108 ±0.05% (A)
Putih
9 9 ×109
Emas
×0.1 ±5% (J)
Perak
×0.01 ±10% (K)
Polos ±20% (M)

Elektromagnetisme
Elektromagnetisme adalah fisika tentang medan elektromagnetik: sebuah bidang dalam fisika, yang mempelajari ruang, yang terdiri dari medan listrik dan medan magnet. Medan listrik dapat diproduksi oleh muatan listrik statik, dan memberikan kenaikan pada gaya listrik, yang menyebabkan listrik statik dan membuat aliran arus listrik dalam konduktor listrik. Medan magnetik dapat diproduksi oleh gerakan muatan listrik, superti arus listrik yang mengalir sepanjang kabel dan memberikan kenaikan pada gaya magnetik yang dihubungkan dengan magnet. Istilah "elektromagnetisme" berasal dari kenyataan bahwa medan listrik dan magnet adalah saling "berpelintiran", dan, dalam banyak kondisi, tidak mungkin untuk memisahakan keduanya. Contohnya, perubahan dalam medan magnet memberikan kenaikan ke medan listrik; ini adalah fenomena dari induksi elektromagnetik, yang merupakan dasar dari operasi generator listrik, motor induksi, dan transformer.
Istilah elektrodinamika kadangkala digunakan untuk menunjuk kek kombinasi dari elektromagnetisme dengan mekanika. Subjek ini berhadapan dengan efek dari medan elektromagnetik dalam sifat mekanika dari partikel yang bermuatan listrik.
Magnet

Pola medan magnet pada pasir besi yang ditaburkan diatas kertas.
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S).
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada International System of Units (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.
Jenis magnet
Magnet tetap
Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).
Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:
• Neodymium Magnets, merupakan magnet tetap yang paling kuat.
• Samarium-Cobalt Magnets
• Ceramic Magnets
• Plastic Magnets
• Alnico Magnets
Magnet tidak tetap (remanen)
Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah elektromagnet.
Magnet buatan
Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini.
Bentuk magnet buatan antara lain:
• Magnet U
• Magnet ladam
• Magnet batang
• Magnet lingkaran
• Magnet jarum (kompas)
Cara membuat magnet
Cara membuat magnet antara lain:
• Digosok dengan magnet lain secara searah.
• Induksi magnet.
• Magnet diletakkan pada solenoida dan dialiri arus listrik searah (DC).
Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah: besi dan baja. Besi lebih mudah untuk dijadikan magnet daripada baja. Tapi sifat kemagnetan besi lebih mudah hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan untuk membuat elektromagnet.
Menghilangkan sifat kemagnetan
Cara menghilangkan sifat kemagnetan antara lain:
• Dibakar.
• Dibanting-banting.
• Dipukul-pukul.
• Magnet diletakkan pada solenoida dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC)
Metoda gravitasi
Metoda gravitasi adalah suatu metoda eksplorasi yang mengukuran medan gravitasi pada kelompok-kelompok titik pada lokasi yang berbeda dalam suatu area tertentu. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mengasosiakan variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan juga jenis batuan.
Tujuan utama dari studi mendetil data gravitasi adalah untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih baik mengenai lapisan bawah geologi. Metoda gravitasi ini secara relatif lebih murah, tidak mencemari dan tidak merusak (uji tidak merusak) dan termasuk dalam metoda jarak jauh yang sudah pula digunakan untuk mengamati permukaan bulan. Juga metoda ini tergolong pasif, dalam arti tidak perlu ada energi yang dimasukkan ke dalam tanah untuk mendapatkan data sebagaimana umumnya pengukuran.
Pengukuran percepatan gravitasi memberikan informasi mengenai densitas batuan bawah tanah. Terdapat rentang densitas yang amat lebar di antara berbagai jenis batuan bawah tanah, oleh karena itu seorang ahli geologi dapat melakukan inferensi atau deduksi mengenai strata atau lapisan-lapisan batuan berdasarkan data yang diperoleh. Patahan yang umumnya membuat terjadinya lompatan pada penyebaran densitas batuan, dapat teramati dengan metoda ini.

TAHAP-TAHAP METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR DALAM


1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING

I. TAHAP PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi

Pada tahap pekerjaan ini meliputi :

a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. TAHAP PEMBORAN AWAL

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter)
Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

III. TAHAP ELECTRICAL LOGING

Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

IV. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)

Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)

Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK)

Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :

Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang bor.

Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.

Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :

1. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.

VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING)

Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
- Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.

- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui saringan (screen).

IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)

Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.

Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)
b. Debit pemompaan
c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
d. Waktu sejak dimulai pemompaan
e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
f. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :

1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang berbeda.

2) Uji pemompaan panjang

Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :
- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. TAHAP FINISHING

Tahap finishing meliputi :

o Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.
o Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah, pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
o Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
o Pembersihan dan perapihan lokasi.

KEWAJIBAN PEMEGANG IUP/IUPK BERDASARKAN PERMEN ESDM NO 7 TAHUN 2020

Kewajiban Pemegang IUP/ IUPK berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 7 tahun 2020 Pemegang IUP atau IUPK wajib: a. melakukan seluruh kegiat...